Langsung ke konten utama

Tips Memilih Baselayer Untuk Mendaki Gunung

Tips Memilih Baselayer Untuk Mendaki Gunung

Pemilihan kaos untuk mendaki gunung perlu diperhatikan agar bisa beraktivitas dengan nyaman. Sayangnya para pendaki kurang memerhatikan hal ini. Kaos yang dikenakan untuk mendaki biasa disebut dengan baselayer. Karena dipakai pada lapis pertama dan bersentuhan langsung dengan kulit, sudah pasti baselayer inilah yang paling sering dipakai saat trekking. Berikut ini tips memilih baselayer yang tepat untuk mendaki gunung beserta penjelasannya.


Fungsi baselayer:
  1. Menjaga permukaan kulit tetap kering dengan menyerap keringat (moisture absorbing) dan mendifusikannya melalui proses evaporasi (moisture wicking) guna mempercepat proses pengeringan (quick drying). 
  2. Untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari dan sinar ultra-violet yang dapat menyebabkan kulit terbakar.
  3. Sebagai pelindung tubuh dari sengatan serangga.


    Berdasarkan bahannya
    Ada dua macam bahan baselayer, yakni sintetis dan wool. Contoh bahan sintetis ialah polyester, polyamide, polypropylene, lycra, dan elastane. Sedangkan contoh bahan wool untuk baselayer antara lain SmartWool dan Merino Wool. Merino wool ialah jenis wool berkualitas prima yang dihasilkan dari domba unggulan. Domba ini biasa diternak di Australia dan Selandia Baru. Harganya-pun lebih mahal dari wool biasa. 

    Perlu diingat untuk tidak memakai kaos berbahan katun ketika mendaki gunung karena meski dapat menyerap keringat, namun tidak mengevaporasinya sehingga lama keringnya. Jika sudah basah, tubuh jadi makin menggigil dan rawan terkena hypothermia. 

    Kelebihan dan kekurangan sintetis:
    (+) Tidak menyebabkan kulit gatal saat dipakai
    (+) Lebih cepat kering
    (+) Lebih murah harganya jika dibandingkan dengan wool
    (+) Perawatannya mudah
    (-) Mudah menarik bau yang tidak sedap. Ini adalah sifat umum dari bahan sintetis. Meski demikian, sekarang sudah banyak produk yang di treatment anti-microbial sehingga gak bikin cepat bau.

    Kelebihan dan kekurangan wool:
    (+) Mempertahankan suhu tubuh secara lebih baik meski dalam kondisi basah
    (+) Nyaman dipakai saat cuaca panas karena secara alami wool memiliki efek mendinginkan kulit
    (+) Tidak mudah menarik bau yang tidak sedap
    (-) Harganya lebih mahal dari sintetis

    Di Indonesia sendiri yang paling banyak dijumpai ialah baselayer berbahan sintetis. Saya jarang menemukan baselayer berbahan wool. Hal ini tak jadi masalah karena bahan sintetis lebih cocok untuk iklim Indonesia yang tropis dan tidak terlalu ekstrim. Sedangkan untuk pendakian di gunung salju, bahan wool lebih cocok karena insulasinya lebih baik.


    Berdasarkan bobot / ketebalannya
    Selain dibedakan menurut bahannya, baselayer dapat dibedakan menurut bobot atau ketebalannya. Antara lain: tipis (lightweight), sedang (midweight), dan tebal (heavyweight). Penggunaan berat ini disesuaikan dengan kondisi medan serta suhu udara. Baselayer tebal sangat cocok digunakan untuk ekspedisi di tempat yang bersuhu minus dan bersalju. Baselayer tipe ini kurang tepat jika digunakan di Indonesia. Saya biasanya cukup menggunakan baselayer tipis untuk trekking di pagi hingga siang hari. Jika temperatur mulai menurun pada sore dan malam hari, barulah saya pakai baselayer midweight. Biasanya pada baselayer midweight, dalamnya dilapisi bahan microfleece guna menambah insulasi. Baselayer midweight ini juga saya pakai ketika sudah mendirikan tenda dan sebagai pakaian tidur dengan menambahkan jaket tentunya.

    Perbedaan desain baselayer untuk pria dan wanita
    Baselayer half-zip dari Helly HansenYang kiri untuk pria dan yang kanan untuk wanita.


    Penamaan moisture wicking
    Tiap apparel outdoor memiliki penamaan teknologi moisture wicking yang berbeda-beda. Namun pada prinsipnya memiliki fungsi yang sama seperti yang sudah dijelaskan di atas. Berikut ini contoh teknologi moisture wicking yang dipakai oleh beberapa apparel olahraga terkemuka:



    Tips memilih baselayer
    1. Pilih baselayer yang pas di badan (model slim-fit). Jangan terlalu longgar supaya fungsinya sebagai moisture wicking dapat optimal.
    2. Biasanya tersedia item untuk tiap gender, mens and womans. Tiap baselayer memiliki kontur yang di desain sesuai dengan gendernya masing-masing. Untuk kenyamanan, pilih baselayer sesuai dengan gender. 
    3. Pilih baselayer yang bisa melar (stretch) karena mendaki gunung membutuhkan banyak gerak dengan fleksibilitas tinggi. Bahan stretchy akan memudahkan pergerakan dalam beraktivitas sehingga terasa nyaman. 
    4. Pilihlah baselayer yang berwarna mencolok supaya memudahkan identifikasi. Kita tidak pernah tahu berbagai kemungkinan terburuk yang bisa terjadi di gunung. Oleh karena itu, warna baselayer yang mencolok akan memudahkan tim SAR jika kita tersesat di gunung. Jangan memilih warna kamuflase seperti loreng-loreng yang biasa dipakai tentara karena akan menyulitkan pencarian. 
    5. Bawalah baselayer secukupnya. Sesuaikan dengan berapa lama pendakian. Segera lap badan hingga kering dan ganti baselayer yang basah ketika sudah berada di pos atau mendirikan tenda untuk beristirahat.

    Itulah tips memilih baselayer untuk mendaki gunung. Jika ada pertanyaan mengenai baselayer silakan kasih komentar di bawah ini. Jangan lupa bagikan artikel ini jika bermanfaat.