Langsung ke konten utama

Review Headset Xiaomi Piston 3


Setelah membaca banyak review tentang berbagai macam headset yang sesuai dengan budget saya waktu itu, akhirnya pilihan pun jatuh ke New Mi In-Ear Headphone atau yang lebih dikenal dengan Xiaomi Piston 3. Disebut demikian mungkin karena ini in-ear headphone generasi ketiga besutan Xiaomi, vendor elektronik raksasa asal Cina. Sempat bingung mau beli headset ini atau Sennheiser CX. Saya lebih suka headphone berjenis in-ear. Yaitu yang masuk ke dalam telinga dan ada bantalan karetnya. Headset model ini lebih baik kualitasnya karena audio yang dihasilkan bisa terlihat detailnya secara utuh dan lebih jernih karena noise-cancellation nya lebih baik daripada yang model biasa. Memang disamping kelebihan pastilah ada kekurangan. Kerugian headset ini yaitu jika terlalu lama memakainya maka telinga akan terasa ngilu. Tapi kalau saya sih jika sudah mulai muncul gejala demikian ya saya lepas dulu. Rehat untuk beberapa saat, biasanya 5 menit cukup, baru lanjut pasang lagi. Kerugian lainnya yakni kurang baik dipakai berkendara karena noise-cancellation nya yang tinggi sehingga gak kedengaran suara sekeliling.

Faktor lainnya yang membuat saya urung membeli Sennheiser ialah karena banyak yang palsu. Parahnya lagi, headset ini hampir mirip seperti aslinya. Sangat sulit membedakannya jika tidak dicoba secara langsung. Sennheiser sendiri belum secara resmi membuka online shop di Indonesia. Keraguan saya cukup beralasan karena sebelumnya pernah membeli JBL Micro Wireless Mini Speaker di salah satu online shop ternama dan barang yang di jual itu ternyata fake. Di deskripsi item pun jelas-jelas menyebutkan bahwa barangnya 100% original. Seller tersebut saya kirimi pesan komplain tetapi tidak direspon. Miris memang, padahal sellernya sudah pemain lama dan terkenal sangat recommended. Ya, terpaksa buat bahan pelajaran saja supaya lain kali lebih berhati-hati jika membeli barang secara online, khususnya gadget.


Info pembelian
Headset ini saya beli secara online malam hari tanggal 22 September 2015 di web resmi Xiaomi Indonesia (www.mi.com/id). Selain itu, saya beli Powerbank Xiaomi 16000 mAh. Headset ini harganya Rp 219.000 dan Powerbank-nya Rp 325.000. Untuk pembelian headset mendapat diskon 9% dan jika pembelian minimal Rp 500.000 akan mendapat free ongkos kirim. Jadi total belanjaan saya sebesar Rp 524.000. Barang dikirim oleh kurir RPX-Erajaya dan sampai 5 hari kemudian pada tanggal 28 September 2015. Untuk detail pengiriman dan harga barang selengkapnya lihat screenshoot di bawah ini.

Review Headset Xiaomi Pistons 3


Kemasan
Ketika dibuka, headset dibalut rapi di dalam box penyimpanan berwarna hitam. Di dalamnya terdapat tiga buah cadangan earbuds, masing-masing berukuran XS (extra small), S (small), dan L (large). Jadi secara default earbuds yang telah terpasang berukuran M (medium). Kabel headset tergulung rapi mengitari karet penyimpanan yang ada di dalam box. Terlihat jelas kesan eksklusif dan premium ketika pertama kali membukanya. Oiyah jika kalian pernah membeli headset Xiaomi Piston 2, di packaging-nya akan tercium aroma cokelat. Sedangkan di Piston 3 ini tidak tercium aroma apa-apa. Tidak mengapa. Toh yang kita beli kan headset, bukan parfum. Hehehe.

Review Headset Xiaomi Pistons 3
Review Headset Xiaomi Pistons 3
Review Headset Xiaomi Pistons 3


Desain dan material
Headset ini tersedia dalam 1 varian warna saja, yakni hitam. Sepintas model headset ini cukup standar dengan material plastik. Beda halnya dengan seri Piston 2 yang nampak unik nan elegan dengan sentuhan emas metalik. Desain Piston 3 ini cenderung pilih aman, mungkin karena sebagian dari kita tidak begitu suka dengan desain Piston 2 yang terkesan klasik. Bentuk earpiece melengkung ke dalam mengikuti lekuk natural telinga. Jika baru mencobanya, sepintas akan terasa agak aneh. Namun lama kelamaan akan terbiasa. Karena bentuknya inilah maka pemakaian headset harus sesuai dengan sisi telinga. Earphone sebelah kanan untuk telinga kanan dan earphone sebelah kiri untuk telinga kiri. Jika terbalik, bisa dipastikan headset akan susah masuk ke dalam telinga lantaran tidak pas. Ini kekurangan desain miring tersebut. Bentuk seperti ini saya rasa cukup membantu dalam mengurangi rasa nyeri di telinga akibat pemakaian headset dalam jangka waktu lama. Headset ini tidak terasa sakit ketika dipakai sambil tidur-tiduran. Beranjak ke bagian kabel. Piston 3 ini dilengkapi dengan lapisan luar pelindung kabel yang terbuat dari kevlar. Fungsi lapisan ini ada dua, yakni pelindung kabel supaya lebih kuat dan tahan putus serta mencegah kabel supaya tidak mudah kusut. Hal ini memang terbukti karena setelah saya pakai kabelnya jarang kusut seperti headset-headset yang lain. Pada bagian colokannya dilapisi dengan krum berwarna keemasan sehingga tidak mudah karatan.

Review Headset Xiaomi Pistons 3
Review Headset Xiaomi Pistons 3
Review Headset Xiaomi Pistons 3
Review Headset Xiaomi Pistons 3


Fitur lainnya
Di tengah-tengah kabel terdapat 3 tombol yang berfungsi untuk menambah volume, pause/play, dan mengurangi volume. Tombol ini berfungsi dengan baik dan sangat responsif pada smartphone Android. Di bagian belakang tombol ada lubang mic untuk recording dan voice call. Kualitas suara yang direkam cukup bagus. Saya pernah mencobanya untuk membuat voice note dan saat nerima panggilan telepon. Karena tidak ada tonjolan pada tombol-tombol ini, seringkali jadi salah pencet. Maka dari itu, perlu pembiasaan untuk menghafalkan letak tombol-tombolnya tanpa melihat secara langsung.


Kualitas suara
Saya bukan penggemar berat audio alias audiophile, namun tak perlu jadi ahli untuk tahu bahwa headset ini memang lumayan menjanjikan. Apalagi harganya yang cukup bersahabat dengan kantong. Untuk kisaran harga segini, saya rasa headset ini memang layak dinobatkan sebagai salah satu headset terbaik di kelasnya. Xiaomi menambahkan banyak penyempurnaan terutama dari segi audio. Piston 3 diklaim memiliki distorsi yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan Urbeats bahkan Sennheiser CX sekalipun. Ini berarti kita bisa menikmati lebih banyak detail dengan distorsi lebih minim. Benar tidaknya hal ini saya tidak tahu karena belum pernah mencoba headset keluaran Urbeats maupun Sennheiser CX secara langsung. Overall suara yang dihasilkan Piston 3 tampak natural. Baik di frekuensi high, mid, maupun low-nya. Hal ini berbeda dengan Piston 2 yang lebih nendang di bass karena frekuensi low-nya di boost. Pada Piston 3, suara yang dihasilkan tampak netral dan sangat harmonis. Bass-nya tidak terlalu nge-boost, namun saya rasa masih cukup nendang. Yang paling saya suka dari headset ini yaitu di frekuensi mid dan high-nya yang terbilang sangat padat. Sebagai catatan saja, audio yang saya pakai disini ialah musik berformat flac yang kualitasnya jauh diatas MP3 320kbps. Sehingga karakteristik headset akan lebih nampak. Device yang saya gunakan yakni handphone LG Nexus 5 tanpa menggunakan equalizer. Musik yang biasa saya dengar berasal dari berbagai macam genre mulai dari soft pop, electronic, rock, hingga metal. Saya tes juga di laptop Lenovo saya. Selain dengerin musik, saya juga pakai untuk nonton film hingga berjam-jam karena saya seorang movieholic. Kadang dalam sehari bisa sampai tiga judul film yang saya tonton, apalagi pas hari libur. Jika dibandingkan dengan kualitas suara dari headset original bawaan Samsung Galaxy S5, menurut saya agak-agak mirip namun overall masih lebih bagus headset bawaannya Samsung.


Kenyamanan dan daya tahan
Penting sekali bagi saya untuk memilih headset yang nyaman dipakai dan juga awet, karena saya tidak akan beli headset baru apabila yang lama masih belum rusak. Oleh karena itu, harapan saya membubung tinggi setelah melihat spesifikasi Xiaomi Piston 3 ini. Namun apa hendak dikata, usia pakai Piston 3 milik saya ini hanya berlangsung kurang dari 2 bulan saja. Tanpa tahu sebabnya, headset yang bagian kiri hanya mengeluarkan suara yang sangat kecil sekali volumenya. Sementara yang kanan masih normal. Padahal jarang saya pakai keluar rumah. Belum pernah sekalipun terjatuh atau kemasukan air. Saya tidak tahu apakah ada cacat produksi di produk saya ini atau bagaimana, yang jelas headset rusak bukan karena kelalaian saya. Untuk segi kenyamanan, saya kurang cocok dengan desain miring earpiece Piston 3 karena sudah terbiasa dengan yang standar. Memang ini masalah selera, namun justru karena desainnya yang miring inilah sehingga menyebabkan noise-cancellation nya jadi biasa-biasa saja.


Spesifikasi
Fitur dan spesifikasi lengkap Xiaomi Piston 3 bisa klik disini.


Kesimpulan
Dengan terpaksa saya pensiunkan dini headphone ini setelah kurang lebih 2 bulan pemakaian karena yang sebelah kiri nyaris tidak berfungsi lagi. Secara umum saya suka desain-nya karena terlihat premium. Jauh dari kesan norak ataupun alay. Kalau untuk kualitas audionya saya lebih suka headset bawaan Samsung Galaxy S5. Jika disuruh beli headset lagi, saya gak akan pilih Piston 3 karena sudah kapok. Apalagi saya baru tahu jika ada sebuah konter aksesoris HP tak jauh dari rumah yang ngejual headset original bawaan Samsung seharga Rp 75.000. Nyaris sepertiga dari harga Piston 3.