Langsung ke konten utama

5 Bahaya dan Risiko Mendaki Gunung Serta Tips Mencegahnya

Bahaya Mendaki Gunung Serta Tips Mencegahnya

Mendaki gunung memang hobi yang menyenangkan. Namun bukan berarti kita menyepelekannya. Gunung adalah tempat yang ganas. Sekali lengah nyawa jadi taruhannya. Banyak bahaya yang bisa terjadi kapan saja saat kita mendaki gunung. Bahaya itu juga tak pandang bulu. Siapapun bisa terkena imbasnya. Tidak peduli walau sudah sangat berpengalaman sekalipun. Risiko dan bahaya itu akan selalu ada. Tinggal bagaimana kita mengantisipasinya.

Yang perlu diingat ialah prinsip: sedia payung sebelum hujan. Begitu juga dengan mendaki gunung. Artinya, lebih baik siap dan selalu waspada daripada menyesal belakangan. Maka dari itu, tips ini lebih menitikberatkan pada pencegahannya. Berikut ini beberapa bahaya yang sering dijumpai saat mendaki gunung beserta tips mencegahnya.


Tersesat 
Kasus inilah yang paling sering terjadi. Terutama saat cuaca berkabut sehingga membuat jarak pandang terbatas. Akibatnya pendaki jadi salah memilih jalur. Ditambah lagi di lereng gunung dengan vegetasi yang rapat maka semakin menyulitkan proses pencarian. Tips mencegahnya:
  • Banyak-banyaklah membaca referensi tentang gunung yang akan anda tuju tersebut. Bisa browsing atau tanya ke teman yang sudah pernah kesana. Bisa juga dengan nonton video pendakiannya di YouTube.
  • Setibanya di pos pendakian, tanyakan ke petugas mengenai kondisi jalur pendakian dan titik-titik rawan yang biasa memakan korban. Sebagai pengingat supaya lebih berhati-hati jika nantinya melewati jalur tersebut. Jangan lupa simpan nomor HP petugas untuk berjaga-jaga. 
  • Bawa alat navigasi seperti: peta topografi, peta jalur pendakian, kompas, dan GPS. Bawalah selalu tak terkecuali ketika muncak. Pastikan anda sudah tahu cara menggunakannya. Kalau enggak ya sama saja bohong. Selain itu juga penting untuk mempelajari topografi dan peta area di sekitar gunung. 
  • Bawa alat signalling seperti: HP, peluit, headlamp, dan korek api. Alat ini berguna untuk memudahkan pencarian ketika kita tersesat di gunung. Bawalah selalu tak terkecuali ketika muncak. Jangan lupa bawa headlamp meskipun muncaknya di pagi hari sekalipun. Kita tidak pernah tahu apa yang bakal terjadi nanti. Jangan menyepelekan.
  • Bawa powerbank atau baterai HP cadangan. Pergunakan kamera dengan bijak. Jangan hanya dibuat selfie. Foto setiap plakat penanda untuk membantu kita mengingat jalur mana yang tadi dilewati. Ini akan sangat berguna jika kita tersesat di gunung.
  • Jika mendaki di gunung yang jarang dikunjungi orang, ajaklah teman yang sudah pernah kesana atau bisa memakai jasa guide. Guide ini ada dua macam: penduduk lokal yang sudah sangat hafal dengan gunung tersebut atau jasa guide pendakian seperti layaknya travel wisata. 
  • Jika terkena kabut yang sangat lebat dan anda tidak yakin jalurnya, berhentilah sejenak. Jika hujan, buatlah shelter sementara. Tunggu sampai kabutnya menghilang.
  • Jangan trekking di malam hari bila ragu. Banyak kasus dimana pendaki tersesat akibat nekat naik di malam hari padahal ia belum pernah kesana. 
  • Jangan mendaki sendirian jika belum berpengalaman.
  • Jangan ninggal teman jauh di belakang. Banyak pendaki tersesat karena ditinggal oleh rombongannya.
  • Tips selengkapnya ketika tersesat di gunung dapat anda baca disini.


Terperosok ke Jurang 
Kontur gunung yang bergelombang membuat banyak sekali lipatan dan patahan. Khususnya di lereng gunung. Tak jarang lipatan tersebut sangat curam sehingga jadilah jurang. Ada dua hal penyebab kecelakaan ini. Yang pertama ialah karena tersesat saat kondisi berkabut sehingga melenceng jauh dari jalur pendakian dan akhirnya terperosok ke jurang. Yang kedua ialah karena kecerobohan pendaki itu sendiri. Contohnya nekat melipir ke pinggir kawah untuk foto-foto atau nekat menerobos jalur pendakian. Kasus ini merupakan kasus yang paling fatal karena susah tertolong. Berikut ini tips untuk menghindarinya:
  • Jangan sembrono kalau mau ambil foto. Selalu utamakan keselamatan.
  • Patuhi rambu dan petunjuk jalan di jalur pendakian. Gak usah aneh-aneh kalau tidak mau celaka.
  • Jangan nekat pergi ke puncak jika hujan deras. Jalur yang licin dan sempit mudah menyebabkan terpeleset. Toh kalau hujan deras juga percuma foto-foto di puncak soalnya pemandangannya tertutup kabut. Palingan dapat foto plakat doank.


Kedinginan 
Tak bisa dipungkiri bahwa yang namanya gunung sudah pasti dingin. Makin tinggi ketinggian maka akan semakin tipis kadar oksigennya dan semakin dingin pula suhunya. Selama pengalaman saya mendaki gunung, gak ada yang enggak dingin. Terutama di malam hari. Kedinginan biasanya sering dialami oleh pendaki pemula karena belum terbiasa dengan suhu di gunung. Istilah medisnya Acute Mountain Sickness (AMS). Gejalanya antara lain menggigil, pusing, tidak fokus, dan susah diajak bicara.  Jika tidak segera ditangani bisa menjadi hypothermia yang sangat mematikan. Saya sendiri nyaris terkena hypothermia ketika pertama kali ke Semeru (baca kisahnya disini). Hawa dingin selalu menjadi momok pendaki gunung sejak zaman dahulu. Setiap tahunnya banyak pendaki meninggal akibat kedinginan. Tips mencegahnya:
  • Jangan pernah meremehkan gunung. Meski gunung tersebut tidak seberapa tinggi sekalipun.
  • Penting untuk memilih pakaian dan perlengkapan mendaki yang mumpuni. Meski anda kuat secara fisik kalau peralatannya cupu ya sama juga bohong. Tips memilih pakaian dan perlengkapan mendaki gunung yang tepat bisa anda baca disini.
  • Santailah dulu ketika baru tiba di pos pendakian. Cek kembali barang-barang bawaan supaya tidak ada yang ketinggalan. Lakukan senam pemanasan agar otot tidak kram dan keseleo sewaktu trekking nanti. Jangan langsung naik. Ini penting agar tubuh dapat menyesuaikan dengan suhu sekitar. Proses ini disebut dengan aklimatisasi.
  • Jangan terlalu memforsir tenaga. Beristirahatlah jika lelah. 
  • Segeralah turun jika anda atau rekan anda mengalami gejala AMS seperti yang sudah disebutkan di atas. Akan sangat berbahaya jika tidak segera ditangani.  
  • Jika punya riwayat asma, periksakan ke dokter sebelum berangkat mendaki. Bawalah alat bantu pernafasan dan obat-obatan.
  • Apabila susah tidur akibat kedinginan, terapkan tips berikut ini.


Terkena Badai 
Angin kencang bisa datang kapan saja. Tak terkecuali saat cuaca cerah di musim kemarau. Oleh karena itu harus selalu waspada dan hati-hati. Jangan pernah meremehkan cuaca di gunung. Berikut ini tips mengatasinya:
  • Jika terkena badai saat trekking, berhentilah sejenak untuk berunding dengan rekan anda. Pilihannya ada dua: berhenti dulu sambil membuat shelter hingga badainya reda atau terus lanjut sampai pos berikutnya. Jangan egois dan gegabah dalam mengambil keputusan. Jangan memaksakan diri jika ada teman yang fisiknya drop.
  • Jika terkena badai saat di puncak maka segeralah turun karena rawan terkena sambaran petir. Saya pernah mengalaminya sewaktu di Puncak Arjuno (baca kisahnya disini).
  • Jika terkena badai saat di dalam tenda maka jangan keluar sebelum badainya reda. Maka dari itu, sangat penting untuk memilih tempat mendirikan tenda yang pas supaya istirahat bisa nyenyak. Tips mendirikan tenda dapat anda baca disini.
  • Selalu siap sedia flysheet, jas hujan, dan raincover tas. Badai di gunung bisa datang kapan saja meskipun di musim kemarau.


Kehabisan Perbekalan 
Kasus yang satu ini bukan karena faktor alam seperti empat kasus diatas. Melainkan karena pendaki itu sendiri. Penyebabnya ada banyak. Bisa karena terlalu boros atau meremehkan gunung. Berikut ini tips mensiasatinya:
  • Berhematlah dalam mengonsumsi logistik. Terutama soal air. Jika di gunung tidak ada sumber air, gunakan tisu untuk mencuci panci setelah memasak. Gak usah pakai air banyak-banyak.
  • Ingat selalu prinsip: lebih baik lebih daripada kurang. Apalagi jika anda tipe orang yang doyan makan dan nyemil. Bawa logistik sampai tumpeh-tumpeh jauh lebih baik daripada entar kehabisan.
  • Bawa makanan yang mengandung karbohidrat tinggi biar cepat kenyang dan sekaligus sebagai sumber tenaga. Contohnya roti, gandum, telur, susu, cokelat, dan keju. Bawa makanan yang bervariasi supaya enggak bosan.


Itulah berbagai macam bahaya dan risiko yang sering dihadapi pendaki gunung. Bahkan tak jarang hingga mengakibatkan kematian. Sebenarnya masih banyak faktor lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, gas belerang, kebakaran hutan, hingga diserang binatang buas. Di gunung bahaya bisa datang kapan dan dimana saja. Jangan pernah meremehkan dan waspadalah selalu. Semoga tips diatas dapat berguna. Sebagai penutup, ingat pepatah yang saya kutip di awal: sedialah payung sebelum hujan.