Langsung ke konten utama

Tips Saat Tersesat di Gunung

Tips Saat Tersesat di Gunung

Di artikel sebelumnya telah dibahas tentang 5 bahaya mendaki gunung beserta tips mencegahnya. Bagi yang belum baca silakan klik disini. Sangat disarankan untuk membaca dulu artikel tersebut karena mencegah adalah cara terbaik agar terhindar dari bahaya.

Bahaya paling utama ketika mendaki gunung ialah tersesat. Gunung sangatlah luas sehingga tak jarang kasus ini terjadi. Walaupun gunung tersebut sudah jelas jalurnya dan sering dikunjungi sekalipun, tetap tak boleh dianggap remeh. Penyebabnya ada banyak. Bisa karena faktor alam seperti cuaca berkabut sehingga jalur jadi tertutup atau bisa jadi karena kelalaian pendaki itu sendiri. Faktor yang saya sebut terakhir inilah yang sering terjadi.

Tipikal daerah pegunungan di Indonesia sangat bervariasi. Mulai dari hutan dengan vegetasi yang rapat hingga tebing yang amat curam. Semua itu menambah kengerian mendaki gunung. Namun tak perlu khawatir. Artikel berikut ini akan membahas tips ketika tersesat di gunung.

Sebelum membahas lebih jauh, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh setiap pendaki. Di antaranya:
  1. Pengalaman: Jam terbang memegang peranan yang sangat penting. Semakin sering mendaki maka akan semakin familiar dengan kondisi alam di daerah pegunungan. 
  2. Peralatan: Penting untuk selalu membawa alat survival, navigasi, dan signalling. Tak terkecuali ketika muncak. Pastikan sudah tahu cara menggunakannya. Kalau cuma bawa alatnya doank tanpa tahu cara menggunakannya ya sama juga bohong. Terutama cara menggunakan alat navigasi seperti membaca GPS dan peta topografi. Contoh lengkap daftar perlengkapan mendaki gunung bisa anda baca disini.
  3. Pengetahuan: Mendaki gunung tak lepas dari yang namanya survival dan orientering. Sebagai pendaki yang baik, sudah sepatutnya kita belajar dua hal ini. Skill tersebut bisa kita dapat dari berbagai sumber. Bisa dari buku, majalah, internet, pelatihan, atau belajar langsung dari orang yang sudah berpengalaman. Di YouTube juga banyak video tutorial yang membahas tentang kedua skill tersebut. Memang butuh waktu buat jadi mahir, namun setidaknya kita tahu konsep dasarnya.
  4. Praktik: Kalau sekadar membaca doank tanpa dipraktikkan ya gak bakal banyak membantu. Terapkan skill yang telah diperoleh tersebut ketika mendaki gunung. Harus sering dipraktikkan supaya tidak lupa. Dengan begitu jika terjadi bahaya kita sudah tahu mesti bagaimana dan apa yang harus segera dilakukan.
Setelah paham tentang 4P diatas, kini saatnya masuk ke pokok pembahasan.


Jangan panik
Ketika tersesat di gunung, yang perlu diingat pertama kali ialah jangan panik. Tetap berpikir rasional sebelum mengambil keputusan. Pikirkan semuanya dengan matang-matang. Disinilah pangkal mula datangnya bencana. Seringkali karena saking paniknya kita jadi gegebah hingga terburu-buru mengambil keputusan. Bukannya malah tertolong yang ada justru akan membahayakan nyawa. Panik memang gejala yang wajar untuk beberapa saat. Secara insting, manusia akan merasa panik jika dirinya dalam bahaya. Asal jangan sampai berlarut-larut. Itulah pentingnya prinsip 4P diatas. Dengan sering mengasah dan mempraktikkannya maka akan semakin cekatan dalam menghadapi hal-hal yang diluar dugaan.


Keselamatan adalah prioritas utama
Apapun keputusan yang diambil haruslah berdasarkan faktor keselamatan. Tak jarang pendaki tersesat cuma karena masalah sepele seperti mau mengambil spot yang bagus buat foto-foto hingga nekat menerobos jalur pendakian. Hal semacam ini mestinya bisa dihindari jika sadar akan bahaya yang mengancam jika melanggar aturan pendakian.


Tetap optimis dan berpikir positif
Satu-satunya harapan supaya bisa pulang dengan selamat adalah anda sendiri. Jangan menyepelekan keadaan dengan berpikiran bahwa bantuan akan segera datang. Dalam beberapa kasus memang tim SAR atau rekan anda akan datang menolong. Jangan terlalu berharap karena kita tidak tahu kapan mereka tiba. Anda sendirilah yang bisa menolong diri anda. Maka dari itu harus yakin akan kemampuan diri sendiri. Optimislah bahwa anda bisa keluar dari situasi ini. Inilah yang disebut dengan self-reliance. 


Ingat prinsip S-T-O-P
  • Sit: Jangan jalan terus jika tidak tahu arah. Ini bukan ajang coba-coba. Nanti bukannya ketemu malah akan semakin menjauh dari jalur pendakian. Berhentilah sejenak. Duduk dan tenangkan pikiran. Minum sambil nyemil juga boleh. Keep santuy!
  • Think: Sebelum mengambil keputusan, coba pikir lagi beberapa hal berikut ini: mau lanjut ke arah mana? ingat-ingat lagi kapan terakhir kali anda berada di jalur yang benar? dapatkah anda kembali kesana?. Banyak kasus pendaki hilang karena salah mengambil persimpangan. Karena dikira jalannya bercabang, mereka teruskan sampai akhirnya tersesat. Enggak sadar kalau ngambil jalur yang salah.
  • Observe: Cermati keadaan sekitar. Pergunakan 4P yang telah dipelajari untuk menentukan lokasi anda. Lihat kembali foto-foto di kamera untuk membantu mengingat jalur mana yang tadi diambil. Lihat juga jejak langkah atau sampah plastik dan puntung rokok. Jika di jalur itu ada tanda-tanda manusia berarti kemungkinan masih dekat dengan jalur pendakian. Kalau jalurnya tertutup semak-semak yang lebat berarti jarang dilewati orang. Itu artinya anda harus kembali memutar sampai menemukan jalur yang tadi anda lewati.
  • Plan: Jika dengan ketiga cara diatas masih belum bisa menemukan jalur pendakian, maka saatnya membuat rencana. Selanjutnya akan dibahas di bawah ini.


Mengeksekusi rencana
Coba bunyikan peluit sekeras-kerasnya. Siapa tahu ada pendaki lain yang mendengar. Cek juga apakah masih ada sinyal. Jika ada, segera telepon petugas di pos pendakian atau rekan anda. Beritahukan lokasi anda dengan mengacu pada pos atau persimpangan terakhir yang anda ingat. Kasih tahu juga kapan dan dimana anda mulai terpisah dari rombongan jika mendakinya beramai-ramai. Kalau tidak diangkat teleponnya, cobalah mengirim SMS. Jika tersesat saat menjelang malam tanpa membawa headlamp, segera buat shelter mumpung masih belum gelap. Cari tempat yang cukup terbuka dan datar. Shelter juga digunakan untuk tempat berteduh agar tidak kehujanan. Shelter bisa dibuat dari tenda, flysheet, atau ponco. Bisa juga dengan memanfaatkan ranting dan dedaunan. Prioritas kedua ialah membuat api unggun untuk pencahayaan dan sebagai penghangat karena di malam hari suhu akan menurun drastis. Api unggun juga berguna untuk mengusir binatang buas dan sebagai penenang. Jangan meneruskan perjalanan di malam hari tanpa membawa headlamp atau senter karena sangat berbahaya dan bisa-bisa terperosok ke jurang. Esok paginya pikirkan kembali rencana anda. Coba ingat lagi jalur yang kemarin dilalui. Teruslah membunyikan peluit agar terdengar oleh pendaki lain atau warga yang sedang melintas. Hematlah baterai HP supaya bisa digunakan telepon atau mengirim SMS jika ada sinyal.


Jangan memforsis tenaga
Tidak perlu lari. Berjalanlah dengan ritme normal untuk menghemat tenaga. Berpikirlah jauh ke dapan karena hari esok masih ada. Dalam kondisi survival kita tidak tahu kapan sampai ke titik aman atau terselamatkan. Bahkan ada yang sampai berhari-hari.


Hemat makanan dan minuman
Makanan menjadi barang mewah di saat survival. Berhematlah karena kita tidak tahu sampai berapa lama tersesat di gunung. Jika tidak ada makanan dan minuman maka prioritas utama ialah mencari sumber air. Ada beberapa tips di antaranya:
  • Jika air minum habis dan tak kunjung menemukan sumber air, bisa di dapat dari: air hujan, perasan lumut, dan embun dedaunan. Ketika turun hujan gunakan matras atau flysheet untuk menampung air.
  • Jika makanan habis, carilah buah-buahan atau daun yang masih muda. Buah yang biasa tumbuh di lereng gunung antara lain: arbei, brokoli, wortel, kubis, labu, dan kopi  
  • Bila rasanya pahit, sudah pasti buah-buahan itu tidak aman dikonsumsi.
  • Jangan asal makan karena tidak semua tumbuhan aman dikonsumsi. Kalau ragu, coba usapkan dulu ke kulit dan tunggu beberapa menit. Kalau gatal jangan dikonsumsi.
  • Tubuh manusia bisa tahan hingga 5 hari tanpa makanan. Tetapi jika tidak minum sehari saja maka efeknya akan sangat terasa dan bisa berakibat fatal.


Terus turun ke bawah
Jika semua cara diatas tidak membuahkan hasil maka satu-satunya cara ialah turun ke bawah. Pada dasarnya jika kita terus turun ke bawah maka akan sampai di perkampungan warga. Masalahnya kita tidak tahu jarak dan waktu tempuhnya secara pasti. Begitu juga dengan medan yang bakal dilalui. Maka dari itu, berhati-hatilah dalam memilih jalur. Patokan lainnya ialah pohon pisang. Pohon ini tak dapat tumbuh di ketinggan lebih dari 600 mdpl. Jika menjumpai tanaman ini berarti sudah dekat dengan pemukiman warga. Turunlah terus sampai menjumpai sawah atau ladang tempat penduduk sekitar biasa bercocok tanam.


Tinggalkan jejak
Kasih tanda setiap kali berbelok atau mengubah jalur. Bisa berupa rafia yang diikatkan ke ranting atau batu yang disusun bertumpuk. Ini berfungsi sebagi patokan apabila ingin kembali ke jalur semula.


Rundingkan dengan teman
Jika tersesat bersama rombongan, setiap mengambil keputusan rundingkan dahulu dengan teman. Jangan terlalu memaksakan diri jika ada teman yang fisiknya drop.


Demikianlah tips saat tersesat di gunung. Belajar dan praktikkan teknik navigasi serta orientering karena dua hal ini sangat penting dalam kondisi survival. Jangan lupa peribahasa: sedia payung sebelum hujan. Kesiapan mendaki dimulai dari rumah biar gak menyesal belakangan. Untuk itu, sangat penting membaca artikel berikut ini guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Waspadalah selalu karena kebanyakan pendaki tersesat diakibatkan oleh ulah dan kecerobohannya sendiri.